I Am Concerned


 /kənˈsərnd/

Concerned dalam bahasa Indonesia artinya prihatin. Iya saya lagi prihatin dengan anak kecil laki-laki yang berusia kurang lebih 3 tahun yang sedang duduk di samping saya saat itu. Ceritanya hari Jumat minggu lalu saya lagi ke kantor Ind*sat buat benerin simcard saya yang error (maklum udah 6 tahun nomer ini). Anak kecil disamping saya lucu, gemesin. Dia lagi sama ayahnya nunggu antrian juga buat ke customer service. Anak ini sedang pegang handphone dan nyetel musik. Mau tahu lagu apa yang dia mainkan di hapenya? Lagu cinta dewasa. Saya kurang familiar dengan lagunya tapi jelas-jelas itu lagu cinta buat orang dewasa. Salah satu liriknya kalau saya tidak salah dengar :

'Dan kau pergi meninggalkan cintaku~, entah kapan engkau akan kembali padaku~'

Saya denger itu langsung mbatin, "Bentar, saya ga salah denger kan dengan lirik lagu yang disetel anak kecil ini?" And yes, the lyrics was all about love. Dan yang bikin saya prihatin adalah, anak kecil ini hafal every single word in the lyrics :(

Yang bikin prihatin lagi, ayah dari anak ini malah asyik dengan handphonenya (yaudah saya husnudzonnya mungkin ayahnya sedang sibuk berkomunikasi dengan teman bisnisnya).
Anak ini berkali2 menyanyikan lagu tadi. Bener-bener hapal. Wow............
Prihatin banget :( masih kecil, tapi udah dijejali lagu-lagu dewasa, temanya cinta pula. Emang sih sekkrg kondisi musik buat anak-anak Indonesia masih lesu. Tapi harusnya bukan begitu juga kan. Paling tidak di setelkan lagu anak-anak jaman dlu jg ga ada salahnya. Atau setelkan surat-surat pendek dari Al Quran (jika muslim). I don't know. I just feel sorry for the father. Kenapa ya tega memperdengarkan lagu-lagu yang bukan untuk usia anaknya? :(
Bahaya banget ya efek teknologi, kalau tidak disikapi dengan bijak. Tantangan anak-anak jaman sekarang makin susah, pun juga orang tua sekarang harus ekstra hati-hati mengawasi anaknya dalam bermain gadget. Harus bener-bener cerdas memilih dan memilah mana teknologi yang tepat sesuai usia anak. Saya pernah dengar, bahwa anak itu bagaikan kertas putih kosong, bagaimana kepribadian, tingkah laku dan sifat anak itu terbentuk ya tergantung si orang tua 'mewarnai kertas putih kosong’ alias si anak itu sendiri. Jadi sebisa mungkin nanti ketika menjadi orang tua, harus bener-bener bisa menyikapi teknologi yang terpapar pada anak. Bukan sok nge-parenting ya ini hehe. Pure bener-bener karena prihatin dengan keadaan anak-anak sekarang ini . Feel free to comment ^^



© Avina Alawya – Februari 2016

Ini sebenernya tulisan 2 tahun lalu, di Tumblr saya. Iya, Tumblr..... Hiks. Sedih kalo inget Tumblr diblokir sama Keminfo. Bisa sih dibuka pake VPN atau ngatur DNS atau apa gitu. Tapi saya gaptek hahaha. Jadi ngga bisa aturnya. Kapan-kapan deh mau minta tolong temen caranya atur gimana. Hehehe

Comments

Popular Posts