I Wanna Live in His Mind Forever - sebuah cerpen


Sore itu aku, ibu, mama dan Mas Abhi – calon suamiku— berkumpul di rumahku untuk membahas siapa saja yang hendak diundang dalam pernikahan kami tiga minggu lagi. Ah aku masih tidak percaya bahwa di usiaku dua puluh empat tahun, aku akan menikah. Perkenalanku dengan Mas Abhi cukup singkat. Seperti mimpi malah. Kami bertemu saat acara reuni akbar SMA kami delapan bulan yang lalu. Selama delapan bulan mengenal mas Abhi, yang ada aku semakin kagum dengannya. Cara dia berinteraksi denganku, tidak pernah lancang. Pun tidak pernah sekalipun mengajakku ‘jalan’ berdua saja. Dia tahu betul mengenai hal itu, tanpa harus aku jelaskan pada kalian.
“Tadi bu Harti sudah dimasukkan daftar undangan Nak?” Tanya Mama, ibu Mas Abhi
“Sudah Ma. Terus ini Pak Suratno, Pak Darmawan, Bu Istini juga kan, Ma?” Tanya Mas Abhi
“Iya nak. Nak Alya daftar nama yang mau diundang sudah?” Tanya Mama padaku.
“Sudah Ma. Ini ada tambahan sepuluh orang dari teman Ibu sama Bapak.” Aku menyodorkan daftar itu ke Mas Abhi
“Oh ya, Ma, Ibu, Alya, aku boleh menyampaikan sesuatu nggak?” ujar mas Abhi
“Kenapa mas?” Aku was-was.
“Sebenernya ini impian Abhi sejak lama. Kalau menikah nanti pengen mengundang anak yatim sekitar 50 anak gitu ke resepsi. Menurut Mama, Ibu sama Alya gimana?” Mas Abhi memandangi kami bertiga.
“Masya Allah kalau ibu mah nggak keberatan Nak. Justru setuju banget. Bapak juga pasti setuju dengan Nak Abhi.” Ibuku mengangguk dan tersenyum
“Mama setuju nak.” Aura bangga terhadap anaknya tersirat di wajah Mama.
“Kamu Al?” Tanya Mas Aksa padaku.
Aku tersenyum. “Selama itu bermanfaat buat orang banyak aku setuju, Mas.” Jawabku
Aku berusaha sekalem mungkin. Padahal dalam hati aku senang bukan main. Butterflies fly in my stomach. Pikiran mas Abhi selalu positif. Cara berpikirnya selalu magis bagiku. Mengundang anak yatim di pernikahan? Kenapa tidak, pikirku. Ah mas Abhi, aku tidak tahu harus bersyukur bagaimana lagi sama Allah dipertemukan orang seperti mas Abhi. Tidak pernah egois, selalu memikirkan orang banyak. Ada suatu ungkapan aku lupa membaca di mana bilang kalau hendak menikah, lihatlah cara dia berpikir karena kita akan hidup dengan pikiran-pikirannya itu. Ya, dan aku bersedia dan mau tinggal dengan pikiran-pikiran Mas Abhi yang magis untuk selamanya.



©Avina Alawya 

Pic source : https://id.pinterest.com/davidsbridal/love-wedding-quotes/

Comments

Popular Posts